Senin, 10 Juni 2013

NUTRITION PROBLEMS IN INDONESIA by Atmarita, MPH, Dr.PH

MASALAH GIZI DI INDONESIA
PerspektifMempromosikan kebiasaan makan yang lebih baik dan perilaku kesehatan yang positif adalah salah satu yang paling menantangtugas dalam keseluruhan upaya untuk meningkatkan gizi. Masalah gizi di seluruh dunia jatuh kedua kategori yaitu karena asupan cukup relatif terhadap kebutuhan dan infeksi, dan orang-orangkarena asupan yang berlebihan atau ketidakseimbangan makanan. Untuk negara-negara berkembang, yang tertinggiPrioritas gizi berhubungan dengan asupan makanan defisit yang mempengaruhi kekurangan giziseperti malnutrisi energi protein, anemia, gangguan kekurangan yodium, vitamin Adefisiensi mikronutrien dan lainnya. Intake di sisi lain, berlebihan dan tidak seimbangmakanan yang berhubungan dengan perubahan gaya hidup yang sekarang menjadi masalah gizi berkaitan denganmeningkatnya jumlah kelebihan berat badan dan obesitas.Indonesia sebagai negara berpenduduk terbesar keempat di dunia setelah China, India, dan AmerikaAmerika, penuh dengan kontras. Sekitar 50% atau lebih dari 100 juta orang masihmenderita berbagai bentuk kekurangan gizi, dan 15% dari populasi orang dewasa yangkelebihan berat badan dan mulai meningkatkan kejadian penyakit tidak menular kronis sepertipenyakit jantung koroner, berbagai macam kanker, diabetes, dan osteoporosis. Memerangi gizimasalah di Indonesia membutuhkan berbagai strategi.2. Geografi, Demografi dan Hubungan Sosial EkonomiIndonesia merupakan negara kepulauan di Asia Tenggara yang terdiri dari 17.000 pulau (6.000dihuni) dan mengangkangi khatulistiwa. Luas total adalah 741.096 mil persegi (1.919.440 km persegi).Pulau-pulau terbesar adalah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Sampai tahun 1999,negara dibagi menjadi 27 provinsi, 296 kabupaten / kota, 3625 kecamatan, dan67.033 desa. Dimulai pada tahun 2000 beberapa daerah dibagi menjadi propinsi baru, kabupaten,kecamatan dan desa. Indonesia saat ini dibagi menjadi 33 provinsi, 440 kabupaten,5117 kecamatan dan 72.000 desa.Jumlah penduduk berdasarkan data sensus tahun 2000 adalah 203.400.000 orang (214.600.000 di2004), yang telah meningkat 41,39% dari sensus 1971. Populasi orang dewasa (15-49tahun) terdiri lebih dari setengah (55,07%) dari jumlah penduduk negara itu, sementara anak-anak0-4 tahun terdiri 8,88% dari total populasi. Proporsi anak-anak (0-14tahun) menurun, seperti proporsi orang tua (usia mereka 50 tahun atau lebih)meningkat. Pada tahun 2003, 42% atau 90 juta orang yang hidup di kota-kota. Dengan tahunanpertumbuhan 1,3%, jumlah penduduk diperkirakan mencapai 280 juta pada tahun 2025.Indonesia memiliki 300 kelompok etnis dengan tingkat melek huruf pada tahun 2003 adalah 89,8% (87,7% untuk perempuandan 94,2% untuk laki-laki). GNP per kapita (US $) adalah 1.110 pada tahun 1997 (sebelum krisis) danmenurun menjadi 647,7 pada tahun 2000 (setelah krisis), dan meningkat lagi menjadi 817 pada tahun 2002. Terbaruperingkat Indeks Pembangunan Manusia Indonesia adalah 111 dari penilaian dari 177 negara(HDR-UNDP, 2004). Peringkat ini lebih baik dari tahun sebelumnya menunjukkan perbaikan dalamliterasi, harapan hidup, dan pendapatan per kapita serta pengurangan kemiskinan. AntaraTahun 1999 dan 2002, proporsi penduduk yang hidup dalam kemiskinan pendapatan turun dari 23% menjadi 18%(IHDR, 2004).Meskipun perbaikan umum dalam pelayanan kesehatan dan sosial, kesehatan dan masalah gizimasih ada dalam beberapa bentuk di hampir setiap kabupaten di Indonesia. The infra3 kesehatan yang adaStruktur yang terdiri dari: a) 987 rumah sakit (pemerintah, militer, BUMN,32.955 fasilitas kesehatan primer b) (puskesmas, pusat sub-kesehatan, mobile, dan swasta)masyarakat 267.883 fasilitas kesehatan berbasis dan c) (layanan terpadu posting,, Puskesmas)bersalin pos, dan pasca obat) masih menciptakan kesenjangan intervensi program karenavariasi geografis dan demografis.Spektrum malnutrisi di IndonesiaKelaparan dan kekurangan gizi tetap masalah yang paling dahsyat yang dihadapi mayoritasIndonesia, khususnya bagi masyarakat miskin. Malnutrisi mempengaruhi semua kelompok umur di seluruhumur. Saat ini, kekurangan gizi termasuk spektrum gangguan gizi terkait,kekurangan dan kondisi menciptakan masalah kesehatan masyarakat yang utama: pertumbuhan intra-uterusketerbelakangan, malnutrisi energi protein, gangguan kekurangan yodium, kekurangan vitamin A,anemia kekurangan zat besi, obesitas dan penyakit tidak menular lainnya yang berhubungan dengan diet. Lainkekurangan nutrisi tertentu juga mulai mengekspos Indonesia seperti: kekurangan folat,kekurangan zinc, kekurangan kalsium dan osteoporosis.1. Berat Lahir Rendah (BBLR) Bayi dan Ibu MalnutrisiIndonesia memiliki informasi terbatas untuk bayi BBLR. Data yang tersedia ony pada BBLRprevalensi dari Survei Demografi dan Kesehatan (DHS). Seperti terlihat pada Tabel 1,angka nasional pada 1986 sampai 1997 adalah sekitar 7-8%, dengan kisaran antara 4 sampai provinsi16%. Penelitian berskala kecil (Jakarta, Sulawesi Selatan, Makassar, Jawa Barat, Ciawi,Indramayu) mendokumentasikan tingkat bayi BBLR berkisar 9-16%.2. Underweight, Stunting dan Wasting kalangan anak-anak pra-sekolahMeskipun upaya energik program untuk memberdayakan masyarakat, dan memastikan bahwanegara memiliki energi yang cukup tersedia untuk konsumsi, berat badan anak pra-sekolahtetap di bawah standar referensi internasional seperti dapat dilihat pada tabel 2. Dan sementaratingkat gizi kurang (underweight anak) menurun melalui 1990-an,prevalensi anak sangat kurus meningkat. Secara keseluruhan, upaya selama 14 terakhirtahun telah mengurangi proporsi berat badan anak-anak pra-sekolah dengan sekitar hanya 105persentase poin: 37,5% (1989) menjadi 27,5% (2003) atau dengan rata-rata pengurangan kurangdari 1% per tahun.3. Trend Kekurangan mikronutrienSejak 1970, telah terjadi tren positif menunjukkan penurunan prevalensi gizi mikrokekurangan. Namun, data menunjukkan peningkatan prevalensi selama krisis ekonomitahun 1997/1998. Krisis mempengaruhi penurunan progresif pada konsumsi makanan sertapengadaan dan distribusi suplemen mikronutrien yaitu kapsul vitamin A,tablet zat besi, dan kapsul yodium. Penilaian saat ini menunjukkan bahwa defisit dalam tiga utama. mikronutrien: vitamin A, zat besi dan yodium kekurangan mempengaruhi lebih dari 50% dari totalpopulasi.

(Penerjemah: Elizabeth Charissa)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar